Posted by : Unknown Senin, 03 Februari 2014

Demikian mereka naik kependapa, dada Agung Sedayupun berdesir tajam. Dilihatnya dipendapa itu, terbaring beberapa orang laki-laki yang sedang nyenyak tidur. Dibawah cahaya lampu minyak, tampaklah wajah-wajah mereka yang keras tajam. Sedang beberapa orang diantaranya tumbuh janggut, jambang dan kumis yang lebat diwajah-wajah mereka. Mereka terbaring berjajar-jajar diatas tikar selapis. Namun tampaklah betapa nyenyak mereka itu. Sedang disudut pendapa Agung Sedayu melihat beberapa tangkai tombak dan didinding-dinding tersangkut pedang perisai dan keris.

Pemandangan yang bagi Agung Sedayu benar-benar tidak sedap. Laki-laki berwajah keras dan senjata-senjata.

Dan tiba-tiba saja teringat pula olehnya, bahwa dipinggangnyapun terselip sebilah keris. Ia tidak tahu, apakah keris itu akan berguna baginya, atau malahan berbahaya baginya. Tetapi kakaknya memintanya untuk membawa keris itu.

Dengan tidak berkata-kata lagi mereka menyeberangi pendapa, menuju kepringgitan.Dipringgitan itu dilihatnya sebuah warana yang memisahkan sebuah ruangan kecil. Diruangan kecil itulah Widura sedang tidur pula.

“Disitulah adi Widura sedang beristirahat” berkata demang itu. Dan tiba-tiba saja dada Sedayu menjadi berdebar-debar. Apakah kata paman Widura itu, kalau dilihatnya ia datang disaat-saat yang begini.

Baca selengkapnya dengan e-book Api di Bukit Menoreh Seri I Buku 2

Gratis Unduh e-book Api di Bukit Menoreh Seri I Buku 2 dari link berikut:
http://adf.ly/d35ai
 
Untuk membuka e-Book gunakan Aplikasi Mobi Reader, jika belum punya dapat anda peroleh di link berikut:

Download Mobi Reader untuk Destop (PC)
Download dari:
http://adf.ly/d1OYw

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

- Copyright © 2013 Koleksi File Ku -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -